BERITAWAJO.ID – Kabar duka kembali menyelimuti lembaga legislatif. Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Nur Ihsan Umar meninggal dunia. Almarhum Nur Ihsan Umar menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit (Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Selasa (4/8/2020) Almarhum dipulangkan melalui jalur darat dari Sulawesi Selatan, Pelabuhan Siwa ke kediamannya di Kabupaten Kolaka Utara. Menurut sumber terdekat, tidak diketahui pasti jenis penyakit yang cukup lama diderita oleh legislator dari Partai Demokrat tersebut.
Almarhum dikebumikan di Komplek Pekuburan Islam Lasusua. Bupati Kolaka Utara Nur Rahman Umar beserta jajaran aparat Pemkab Kolaka Utara berkesempatan menghadiri prosesi pemakaman yang juga dihadiri oleh sejumlah warga. Bupati Nur Rahman Umar adalah saudara kandung almarhum. Sementara itu, pada malam takziyah kedua di rumah almarhum di Jalan Trans Sulawesi Lasusua yang juga dihadiri ratusan warga dan aparat Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara, Rektor IAI As’Adiyah Sengkang, H Muhammad Yunus Pasanreseng menyampaikan tauksiahnya.
Ada tiga hikmah tauksiah yang disampaikan Yunus sebagai inti. “Pertama, untuk apa manusia diciptakan?Manusia diciptakan sebagai khalifah. Oleh karena itu, kita harus bertindak sebagai khalifah yang baik, khalifah yang benar agar kita dipanggil kepada Allah yang benar, baik, dan juga dicintai oleh Allah ssubhana wa ta ‘ala,” papar Yunus. Hikmah kedua, jelasnya, yaitu bahwa manusia diciptakan Allah untuk beribadah. Itulah sebabnya, ibadah yang paling utama adalah shalat,
“Shalat adalah tiang agama, Bila tiang agama kita bagus, maka ibadah kita juga bagus. Tapi bila tiang agama kita rusak, maka ibadah kita juga akan rusak,” urainya. Kemudian yang ketiga, kenapa manusia harus dihadapkan dengan hidup dan mati? Diciptakannya mati dan hidup ini untuk membedakan siapa yang baik dan jelek amalnya. “Jadi apabila seorang hamba telah berfungsi sebagai khalifah yang baik, beribadah dengan benar,lalu beramal sebelum maut menjemputnya, maka insya Allah dia akan kembali kepada Allah dalam keadaan yang baik atau husnul khotimah.(Red)
Editor : Edi Prekendes