ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ
Kepada pembaca yang dimuliakan Allah, kali ini kita akan membahas tentang Posi’ Bola, yang merupakan salah satu istilah yg tidak asing lagi bagi kita semua, terutama di daerah sulawesi selatan.
Semoga dengan tulisan ini bisa memberi pencerahan kepada kita semua, agar menghindari adat istiadat yg bisa menjerumuskan kita kepada kesyirikan, semoga kita tidak menjadi ummat seperti ummat terdahulu yang dicela oleh Allah, sebagaimana dalam Al Qur’an.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَا لُوْا بَلْ نَـتَّبِعُ مَاۤ اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَآءَنَا ۗ اَوَلَوْ كَا نَ اٰبَآ ؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ شَيْئًـا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab, (Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya). Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 170)
Pembaca yang dimuliakan Allah, sedikit kami ingin menyebutkan beberapa kejanggalan yg berkaitan dengan Posi’ Bola, dalam pengamatan dan pengalaman kami selama meruqyah.
Berikut kami sebutkan beberapa hal : pengaagungan masyarakat terhadap Posi’bola yang tanpa sadar mereka terjatuh pada kesyirikan.
-Posi’ bola kadang diagungkan oleh sebagian masyarakat pada tradisi rumah baru, dengan memberi sesajen darah ayam.
-Posi’ bola kadang diagungkan oleh sebagian masyarakat dengan mengantunkan kain kapan yang berisi alqur’an dan sesajian
-Posi’ bola kadang diagungkan oleh sebagian masyarakat berbagai jenis bahan yang ditanam pada bagian pusat rumah (posi bola) dan aliri pakka, yaitu periuk tanah atau tembikar (awali), sudut tikar dari daun lontar (sung appe), anyaman bakul (balu mabbulu), bawang (penno-penno), kelapa (kaluku), gula merah (golla cella), kayu manis (aju cenning), dan buah pala.
-Posi’ bola kadang diagungkan oleh sebagian masyarakat pada ritual pindah rumah dengan menjatuhkan sajian ke bawah rumah dengan gerakan kaki melalui tangga depan. Lalu memasuki rumah tepatnya di “Posi Bola” disebutnya sebagai pusar rumah baru yang ditempati.
-Posi’ bola kadang diagungkan oleh sebagian masyarakat sebagai tempat manurun (Benda benda yg dikeramatkan)
-Posi’ bola kadang diagungkan oleh sebagian masyarakat ditiap malam jum’at dengan memberi kemenyan dan segelas air dengan tujuan pesugihan dan tolak bala.
Dan masih banyak yang tidak kami sebutkan tentang ritual pengagungan Posi’ bola yg kami ambil dari pengamatan dan pelaksanaan ruqyah, sehingga bisa disimpulkan bahwa kebanyakan ritual ritual kesyirikan dimasyarakat sangat berkaitan dengan Posi’ bola dan banyak diantara masyarakat yang kami ruqyah gangguannya berasal dari akibat ritualnya di Posi’ bola, dan yang paling menyedihkan sebagian Pegawai Syara turut andil dalam ritual di Posi’ Bola.
Para pembaca yang dimuliakan Allah, ketahuilah bahwa Allah berfirman dalam Al Qur’an
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’: 116).
di ayat yang lain Allah juga berfirman
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am: 88).
Darinya itu pembaca yang dimuliakan Allah, intinya ada dua hal yg kami titik beratkan dalam masalah ini.
1.Bahaya Kesyirikan berupa tumbal/sesajen makanan/ sesajen darah
2.Larangan bermakmun/Salat di belakang pelaku kesyirikan.
Pada kesempatan ini kita akan sedikit membahasnya.
1.Bahaya Syirik berupa tumbal/sesajen makanan/ sesajen darah
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ
Sesungguhnya Allâh hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan sembelihan yang dipersembahkan kepada selain Allâh [al-Baqarah/2:173]
Imam Ibnu Jarîr ath-Thabari rahimahullah berkata: “Artinya, sembelihan yang dipersembahkan kepada sesembahan (selain Allâh Azza wa Jalla) dan berhala, yang disebut nama selain-Nya (ketika disembelih), atau diperuntukkan kepada sembahan-sembahan selain-Nya”.
Dalam sebuah hadits shahih, dari ‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu anhu, Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allâh melaknat orang yang menyembelih (berkurban) untuk selain-Nya”
Hadits ini menunjukkan ancaman besar bagi orang yang menyembelih (berkurban) untuk selain-Nya berupa laknat Allâh Subhanahu wa Ta’ala yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya. Karena perbuatan ini termasuk dosa yang sangat besar, bahkan termasuk perbuatan syirik kepada Allâh Azza wa Jalla, sehingga pelakunya pantas untuk mandapatkan laknat Allâh Azza wa Jalla dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
Intinya Allah sangat membenci yang namanya kesyirikan walaupun tumbalnya hanya seekor lalat, sebagaimana dalam sebuah riwayat.
Berikut kisah dua orang orang yang masuk neraka karena lalat dan masuk surga juga karena lalat,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓِﻲْ ﺫُﺑَﺎﺏٍ , ﻭَﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓِﻲْ ﺫُﺑَﺎﺏٍ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : ﻭَﻛَﻴْﻒَ ﺫَﻟِﻚَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺮَّ ﺭَﺟُﻼَﻥِ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻮْﻡٍ ﻟَﻬُﻢْ ﺻَﻨَﻢٌ ﻻَ ﻳَﺠُﻮْﺯُﻩُ ﺃَﺣَﺪٌ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻘَﺮِّﺏَ ﻟَﻪُ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻓَﻘَﺎﻟُﻮْﺍ ﻷَﺣَﺪِﻫِﻤَﺎ : ﻗَﺮِّﺏْ، ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﻴْﺲَ ﻋِﻨْﺪِﻱْ ﺷَﻲْﺀٌ ﺃُﻗَﺮِّﺏُ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﻟَﻪُ : ﻗَﺮِّﺏْ ﻭَﻟَﻮْ ﺫُﺑَﺎﺑًﺎ، ﻓَﻘَﺮَّﺏَ ﺫُﺑَﺎﺑًﺎ ﻓَﺨَﻠُّﻮْﺍ ﺳَﺒِﻴْﻠَﻪُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ، ﻭَﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﻟِﻶﺧَﺮِ : ﻗَﺮِّﺏْ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﻛُﻨْﺖُ ﻷُﻗَﺮِّﺏَ ﻷﺣَﺪٍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺩُﻭْﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻀَﺮَﺑُﻮْﺍ ﻋُﻨُﻘَﻪُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ
“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat pula.”
Para sahabat bertanya: “Bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah?
Rasul menjawab: “Ada dua orang berjalan melewati sebuah kaum yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sesuatu untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: “Persembahkanlah sesuatu untuknya!” Ia menjawab: “Saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan”, mereka berkata lagi: “Persembahkan untuknya walaupun seekor lalat!” Maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka membiarkan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka. Kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: “Persembahkalah untuknya sesuatu!” Ia menjawab: “Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga” (HR. Ahmad).
Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang terkadang terjatuh dalam kesyirikan dan ia tidak menyadarinya.
Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh Menjelaskan,
في هذا الحديث التحذير من وقوع في الشرك لأن الإنسان قد يقع فيه و هو لا يدرى أنه من الشرك الذي يوجب النار
“Dalam hadits ini terdapat peringatan keras agar tidak terjerumus dalam kesyirikan, karena manusia terkadang terjerumus dalam kesyirikan padahal ia tidak menyadarinya bahwa itu dapat memasukkan ke dalam neraka.” (Fathul Majid hal. 200)
2.Larangan bermakmun/salat di belakang prlaku kesyirikan.
Para pembaca yang dimuliakan Allah pahamilah bermakmun di belakang pelaku syirik yang telah kita ketahui kesyirikanya adalah hal yg dilarang dan salatnya tidak sah, sebagaimana dalam sebuah fatwa.
Pertanyaan:
Bolehkah saya shalat bermakmum kepada orang yang sering beristighasah (minta tolong) kepada selain Allah? Dia sering beristighasah dengan ucapan, “Wahai sang penolong, wahai Jailani, tolonglah kami.” Jika saya tidak mendapatkan imam lain selain orang tersebut, bolehkah saya shalat di rumah?
Jawaban:
Kita tidak boleh shalat di belakang semua orang musyrik. Di antara orang musyrik adalah orang yang beristighasah dan memohon bantuan kepada selain Allah, karena beristighasah kepada selain Allah (orang yang sudah mati, berhala, jin, dan lain-lain) adalah perbuatan menyekutukan Allah.
Adapun ber-istighasah kepada orang yang masih hidup, yang ada di depan kita dan orang tersebut mampu memberikan bantuan, maka hal ini dibolehkan. Berdasarkan firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Musa ‘alaihis salam,
فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِن شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ
“Lalu orang yang dari kelompok Musa ber-istighasah (minta tolong) kepada Musa untuk menghadapi orang yang dari kelompok musuh Nabi Musa.” (Qs. al-Qashash: 15).
Jika Anda tidak bisa mendapatkan seorang imam muslim yang akidahnya selamat (benar), Anda boleh shalat di rumah. Jika Anda bisa mengumpulkan kaum muslimin, Anda bisa shalat di mesjid sebelum imam yang musyrik tersebut atau sesudahnya. Apabila kaum muslimin setempat mampu melengserkan imam yang musyrik tersebut, maka mereka wajib melakukannya, kemudian menunjuk imam pengganti yang akidahnya selamat. Yang demikian ini termasuk perkara amar maruf nahi munkar dan perkara menegakkan syariat Allah di bumi-Nya. Dengan syarat, hal itu tidak akan menimbulkan fitnah. Allah berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
“Orang-orang yang beriman dari kalangan laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran.” (Qs. at-Taubah: 71).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya. Kalau dia tidak mampu, ubahlah dengan lisannya. Kalau dia tidak mampu, ubahlah dengan hatinya. Dan inilah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Sumber: Fatawa Syaikh Bin Baaz, Jilid 2, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz.
Para pembaca yang dimuliakan Allah, masalah seperti di atas sebenarnya telah banyak kami jumpai yang sungguh pelakunya adalah mereka yang diangkat menjadi Pegawai Syara (beberapa contoh yang biasa kami dapati.
-Seorang Imam masjid yang menggunakan jimat
-Seorang Imam masjid yang mengajarkan kepada masyarakat untuk memelihara Linrung (keturunan Buaya)
-Seorang Imam masjid yang kerjaan sampinganya sebagai pemotong hewan di tempat ritual kesyirikan
-Seorang Imam masjid yang masih memberi sesajen.
-dan masih banyak yang lainnya
Dari sini kita akan paham tentang pentingnya masalah tauhid, dan kami berharap dengan tulisan ini, bagi mereka yang memiliki kewenangan dalam penyelesaian masalah ini, agar bisa saling bekerjasama untuk memperbaiki keadaan ummat.
Semoga Allah menjauhkan kita dari dosa kesyirikan, dengan memperbanyak doa.
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan (syirik) yang menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa-apa yang tidak aku ketahui.
……Mari Bantu Share Agar Masyarakat Memahami Bahaya Ini……
Pinrang 22 Ramadhan 1441 Hijriah
Akhukum Rahmat Abu Uwais