BERITAWAJO.ID – Tim Pelita Hukum Independen (PHI) Kabupaten Wajo menyambangi Gedung DPRD Wajo, Rabu, 02/09/2020,
PHI datang bersama puluhan warga Pasar Tradisional Tempe. Warga pasar ini korban terdampak kebakaran Pasar Tempe yang belum lama ini.
Aspirasi pada warga pasar adalah rencana relokasi para pedagang untuk dipindahkan ke pasar darurat di Kelurahan Cempalagi, Kecamatan Tempe, Wajo.
Aspirasi diterima langsung oleh Anggota DPRD Kabupaten Wajo, Andi Whitman, H.Irfan Saputra, Kadis Pasar, Koperasi dan UKM, Ambo Mai, Staf Ahli Darwing.
Ketua Tim Aspirasi yang juga Ketua PHI Wajo, Sudirman SH meminta Pemkab Wajo untuk memperhatikan nasib para pedagang yang akan direlokasi. Juga rencana pembangunan Pasar Tempe pasca terbakar yang menelan anggaran dari APBN senilai Rp50 miliar.
“Sebelum melakukan relokasi harus dipikirkan beberapa poin aspek dari para pedagang baik dari segi masalah kesejahteraan maupun ekonomi,” ingat Sudirman.
Karena jika tidak dipikirkan secara matang, kata Sudirman, bisa saja relokasi nanti dan pembangunan pasar akan berimbas pada lesunya aktivitas ekonomi akibat sepinya pengunjung.
“Pemkab harus pikir dulu aspek dan kajian yang matang sebelum direlokasi. Perlu semua dipikirkan dan jangan sampai para pedagang ini dirugikan apalagi saat kondisi sekarang yang sulit akibat wabah bencana pandemi Covid-19,” imbuh Sudirman.
Anggota Komisi II DPRD Wajo, Andi Witman Hamzah yang menerima aspirasi berjanji segera membahas bersama dan koordinasikan dengan Pemkab Wajo untuk mencari jalan dan solusi terbaik bagi para pedagang.
“Kami akan cari jalan solusi terbaik dengan berkoordinasi Pemkab Wajo untuk mengkaji berbagai aspek rencana relokasi pedagang pasar,” janji legislator Partai Golkar ini.
Terkait aspirasi warga pasar, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, UMKM Wajo, H Ambo Mai mengaku, pemerintah akan memikirkan segala aspek demi mencari solusi terbaik bagi para pedagang yang akan direlokasi
Sementara salah satu pedagang Pasar Tempe, Irwan, bahwa pedagang meminta ke Pemerintah atau Dinas Pasar, agar mencari tempat di sekitar Tempe juga, karena rata- rata pedagang, berasal dari warga Tempe juga, jelasnya.
“Kita bukan tidak mau pindah, cuma meminta kalau pagi kita di Cempalagi melakukan jual beli dan sorenya tetap di Tempe, yang tempatnya ada tersedia lahannya,” Kata Irwan.
Editor : Edi Prekendes