BERITAWAJO.ID – Kabar memperihatinkan di akhir tahun menimpah sopir dan perawat ambulance RSUD Siwa, Pasalnya setelah mengantar pasien Covid di RS. Dadi Makassar mengalami musibah kecelakaan, Di Bulu Dua Kabupaten Barru, saat perjalanan pulang ke Kabupaten Wajo.
Hal ini pun sontak membuat banyak kalangan turut prihatin atas musibah kejadiaan tersebut, salah satunya dari kalangan politisi AGM, yang ditulis di akun sosial medianya.
Terkadang negara dapat mengadakan fasilitas bermilyaran hingga trilyunan. Tetapi disisi lain lalai terhadap anggaran yang nilainya kecil.
Rumah sakit pernah sibuk berebut penghargaan dan piala. Bangunan disulap megah dengan nilai puluhan hingga ratusan milyar tetapi disisi lain, hari ini menyiapkan ventilator pun seakan tak sanggup. APD buat tenaga medis sangat terbatas.
Awal tahun ini, daerah menyiapkan TPP 14 juta per bulan untuk sekda, sementara pegawai lain disiapkan jauh lebih kecil. Ketimpangannya begitu nyata. Hari ini foto Ambulance RS. Siwa beredar dalam kondisi terbalik di group² WhatsApp dan dinyatakan akibat sopir mengantuk.
Di group WhatsApp pun beredar kabar, tim covid19 kabupaten sibuk mencari pemulasaran jenazah karena salah dua pasien covid19 meninggal dunia di RS Lamaddukelleng dan RS Siwa.
Sadarkah kita, sopir mengantuk karena sibuknya melayani pasien covid19 yang harus diantar ke Makassar?
Tahukah kita, tim yang terbiasa mengurusi pemulasaran jenazah telah pindah tugas di kabupaten lain karena tidak adanya perhatian dari representasi negara pada insentif dan karir mereka.?
Begitu beratkah menambah sopir dan insentif buat mereka, para pejuang kemanusian?
Sumber : Andi Gusti Makkorodda
Editor : Edi Prekendes