BERITAWAJO.ID, SENGKANG – Innalillahi Wainnailaihi Rajiun….
Selamat jalan untuk selamanya ananda si kembar Muhammad Rafa dan Muhammad Rafi…
Engkau lahir dalam keadaan sudah tak bernyawa. Allah lebih mencintai dan menyayangimu, Allah sudah menyiapkan surga untukmu…
Si Kembar Rafa dan Rafi lahir pada Senin 23 Agustus 2021, sekitar pukul 22.00 WITA, di Rumah Sakit Umum Lamaddukkelleng Sengkang, dalam keadaan sudah tak bernyawa.
Rafa lebih duluan keluar dari rahim ibundanya Karlina, kemudian menyusul Rafi. Karlina melahirkan dalam keadaan normal.
Keesokan harinya jenasah si Kembar mungil, buah hati dari Muhammad Hamzah dan Karlina, dikebumikan
pada pukul 8.30 WITA, di pekuburan umum Sempangnge.
Ayahanda Rafa dan Rafi, Muhammad Hamzah terlihat tak kuasa menahan tangis saat kedua anaknya dimandikan lalu dikafani, di rumah duka, Empagae Desa Assorajang Kecamatan Tanasitolo.
Setelah itu, Rafa dan Rafi di Shalatkan dan selanjutnya dibawa ke pemakaman.
Dalam perjalanan menuju ke tempat pemakaman, penulis sempat bertanya kepada Muhammad Hamzah di dalam mobil Ketua PWI Wajo, H. Rukman Nawawi yang membawa jenasah si Kembar.
“Saya tanyakan kepada Hamzah, apakah dia sudah memberikan nama sebelum si Kembar ini lahir. Dengan suara serak, Wartawan Media Sinergi ini menjawab, jika dia sudah menyiapkan nama sebelum mereka lahir, yaitu Muhammad Rafa dan Muhammad Rafi,” ujarnya.
Menurut Hamzah nama Rafa berarti kebaikan, simpati dan kasih sayang, Sementara Rafi berarti meninggikan.
“Jika digabungkan dua nama dari anak ini, berati, akan meninggikan derajatnya dan keluarganya, dalam hal kebaikan, dan akan mendatangkan kasih sayang untuk keluarganya,” ujar Hamzah lirih.
Rafa dan Rafi hanyalah tinggal kenangan bagi Hamzah, Allah berkehendak lain. Allah lebih menyayangi dan memanggilnya mendahului kedua orang tuanya.
Rafa dan Rafi menunggu kedua orang tuanya di Surga dalam kehidupan yang kekal dan abadi.
Hanya saja, yang disesalkan Hamzah, kenapa pihak RSU Lamaddukkelleng Sengkang, sempat menolak untuk membantu persalinan isterinya dan menyuruhnya ke Puskesmas Wewangrewu.
Padahal, kata Hamzah, isterinya sudah butuh pertolongan pada waktu itu.
” Karena ditolak oleh petugas, terpaksa kami bawa ke Puskesmas Wewangrewu. Di Puskesmas Wewangrewu, kami dirujuk kembali ke RSU Lamaddukkelleng Sengkang. Dan akhirnya anak kami meninggal dalam kandungan,” sesalnya.
Pengurus PWI Kabupaten Wajo ini, tidak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, tapi seandainya isterinya langsung dirawat pada saat datang ke RSU Lamaddukkelleng, mungkin nyawa anaknya bisa tertolong.
Baca juga : Dikira Corona, Pasien RSUD Lemaddukkeleng Meninggal Dunia
“Kematian Rafa dan Rafi adalah takdir, tapi seandainya kami dilayani dengan baik, saat datang pertama kalinya, mungkin saja bayi kami bisa tertolong. Saya berharap bapak Bupati bisa menjadikan bahan evaluasi dari kasus yang menimpa keluarga kami,” harap Hamzah.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Wajo, H.Rukman Nawawi sangat menyayangkan pelayanan petugas RSU Lamaddukkelleng Sengkang.
Harusnya, kata Rukman, pihak Rumah Sakit menyelamatkan dulu pasiennya, Administrasi dapat diurus prosesnya setelah melayani pasien.
“Saya sangat sesalkan petugas Rumah Sakit yang menolak merawat pasien, padahal pasien sangat butuh pertolongan. Bupati harus evaluasi dan berikan sanksi tegas,” ujarnya.
Mantan Wartawan Pedoman Rakyat ini, berharap Kedua orang tua Rafa dan Rafi bisa bersabar dan tabah menghadapi cobaan ini.
“Atas nama PWI Wajo dan Media Sinergi group menyampaikan bela sungkawa yang sangat mendalam. Semoga pak Hamzah dan isterinya bisa bersabar dan tabah menghadapi cobaan ini,” ujar Rukman. (**)
Penulis : HS. Agus Media Bahana
Editor : Edi Prekendes