BERITAWAJO.ID – Pemerintah Kabupaten (pemkab) Wajo membatalkan rencana mengundang Ustadz Firanda Andirja Abidin untuk datang memberi ceramah pada acara tabligh akbar dalam rangka Hari Jadi Wajo (HJW) ke-623 Tahun 2022. Lantaran mendapatkan respon penolakan dari masyarakat Wajo.
Ternyata rencana tersebut melahirkan kontroversi di kalangan publik, ada bersikap mendukung dan ada juga yang menolak. Mereka yang mendukung rencana mendatangkan ustadz Firanda mengklaim bahwa sesungguhnya masyarakat Wajo bukan menolak kedatangan beliau, itu cuma klaim sepihak dari As’adiyah dengan mengatasamakan masyarakat Wajo menolak kedatangan ustadz Firanda Andirja Abidin.
Baca Juga : Mengenal Lebih Dekat Ustadz Firanda Andirja Abidin Asal Wajo
Tentu saja pernyataan seperti itu ada benarnya, namun tidak sepenuhnya benar. Memang benar tidak semua masyarakat Wajo pernah membuat baik secara tertulis maupun pernyataan tak tertulis kepada pihak As’adiyah agar diwakili menolak kedatangan ustadz Firanda dalam mengisi acara tabligh akbar berkenaan Hari Jadi Wajo yang akan diadakan di Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang, 28 Maret 2022.
Baca Juga : Pernyataan Sikap Pondok Pesantren As’adiyah
Tetapi perlu ditekankan di sini bahwa masyarakat Wajo hingga saat ini masih menaruh kepercayaan tinggi pada perguruan As’adiyah sebagai perguruan yang tidak akan mengajarkan ajaran sesat dan meyesatkan, yakni tetap konsisten pada paham aswaja.
Oleh karena itu, klaim As’adiyah mewakili masyarakat Wajo sudah tepat. Sebab As’adiyah merupakan representasi dari masyarakat Wajo yang berpaham aswaja. Apa yang dianggap baik oleh As’adiyah, juga masyarakat pun akan menganggap itu baik.
Baca Juga : Menyambut HJW ke 623 Tahun Bupati Wajo Didemo
Seperti saya asli orang Wajo termasuk penganut paham aswaja dan tidak pernah membuat pernyataan tertulis agar diwakili oleh As’adiyah menyatakan tentang penolakan terhadap rencana yang akan mendatangkan ustadz Firanda untuk mengisi acara tabligh akbar,. Tapi saya tetap setuju dan merasa terwakili atas sikap yang telah diambil As’adiyah tersebut, sekalipun tanpa ada pernyataan tertulis dari saya.
Kenapa setuju dan merasa tidak keberatan diwakili? Karena saya tidak punya kapasitas keilmuan dalam menilai, siapa sosok bernama ustadz Firanda itu? Saya juga tau diri, menyadari kalau level pengetahuan keislaman saya masih sangat rendah sekali, bagaikan langit dan bumi dibandingkan ketinggian tingkat pengetahuan para maha guru yang ada di pondok pesantren As’adiyah.
Baca Juga : Mengapa Harus Menolak Ustadz Firanda Andirja di Kota Santri ?
Pemerintahan seharusnya mendengar berbagai aspirasi yang muncul dari masyarakat, terutama pandangan dari pihak perguruan yang merepresentasikan masyarakat, seperti perguruan As’adiyah Sengkang. Sebab itu merupakan manifestasi pemerintahan yang melayani kepentingan masyarakat yang umumnya berpaham aswaja.
Syukurlah, pemkab Wajo masih mau mendengarkan keluhan masyarakat. Yakni pemkab Wajo sudah membatalkan rencana mengundang ustadz Firanda untuk datang mengisi acara tabligh akbar berkenaan Hari Jadi Wajo ke-623 tahun 2022. Mari saling menghormati dan menjaga dasar pandangan masing-masing tanpa harus saling mengkafirkan.
Makassar, 26 Maret 2022
Penulis : Muhammad Yunus Haji Muin
Editor : Edi Prekendes