BERITAWAJO.ID, MAKASSAR – Forum Pemuda Bahari Indonesia (FPBI) mengelar Kongres Luar Biasa dengan mengusung tema selaraskan langka, satukan tujuan untuk kejayaan bahari Indonesia pada Kamis, (06/04/2023).
Kongres luar biasa FPBI ini dihadiri dari Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan Dewan Pengurus Cabang (DPC) dari berbagi provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.
Andi Bakhtiar selaku ketua FPBI terpilih mengatakan dalam pembahasan Kongres Luar Biasa ini membahas mengenai perubahan arah konstitusi FPBI sehingga semua kalangan dapat bergabung di FPBI.
“Perubahan konstitusi ke arah yang lebih terbuka untuk semua kalangan bergabung di FPBI dan Pemilihan serta penetapan serta melantik ketua umum terpilih” kata Direktur Airi Tekno ini.
Ahmad Gazali selaku ketua Karateker FPBI DPW Sulsel mengatakan kongres luar biasa ini proses harus diselesaikan secara cepat dan kelembagaan.
“Kesan yang saya dapat harus diselesaikan cepat prosesnya secara kelembagaan” ucap Owner Kedai Muli ini.
Agaz sapaan karibnya menjelaskan secara urgensi kongres luar biasa FPBI diadakan karena tidak aktifnya kepengurusan sebelumnya sehingga harus diadakan Kongres Luar Biasa.
“Tapi secara urgensinya memang dianggap darurat untuk dibentuk kembali dengan alasan posisi lembaga saat ini dalam keadaan bahaya karena tidak berjalannya kepengurusan” jelasnya.
Dirinya juga menambahkan semoga dengan adanya FPBI aktivis dan masyarakat bisa bangkit, berbakti, dan berkarya untuk bahari Indonesia
“Semoga dengan adanya FPBI, kita dan semua aktivis serta masyarakat kebaharian bisa bangkit, berbakti, dan berkarya untuk bahari indonesia” tambah pengusaha muda ini.
Disisi lain Andi Bau Sunarto yang merupakan anggota FPBI Sulsel mengatakan, FPBI adalah organisasi bagi para pemuda dalam mengenal isu lingkungan dan masyarakat di daerah pesisir.
“FPBI merupakan organisasi yang bergerak di bidang bahari dan merupakan ruang untuk para pemuda untuk mengenal berbagi isu-isu lingkungan dan apa yang terjadi pada masyarakat pesisir terkait kebaharian” kata Owner Patiware Creative Agency ini.
Dirinya juga menegaskan isu bahari bukan hanya pada persoalan lingkungan tetapi juga pada persoalan kesejahteraan masyarakat di daerah pesisir Indonesia.
“Seperti diketahui bahwa isu bahari bukan saja pada persoalan lingkungan tapi juga kesejahteraan masyarakat pesisir negara ini (Indonesia) dan perlu diketahui bahwa laut Indonesia sangatlah kaya yang harusnya memberi kesejahteraan pada masyarakat pesisir” tegas mantan Ketua Wilpala ini.
Andi Bakhtiar berharap untuk FPBI kedepannya potensi kader FPBI harus dimaksimalkan dan dapat menyelesaikan persoalan kebaharian di Indonesia.
“Potensi kader-kader FPBI dapat terkonsolidasi dengan kuat, sehingga kembali melahirkan karya-karya untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan persoalan Kebaharian” harap pendiri FPBI ini.
Sekedar diketahui Kongres FPBI ini di gelar secara daring dan di pimpin oleh 3 Steering Committee yakni Nina Iskandar (koordinator), Eka Merdeka Wati, Faisal Andullah. (*)
Editor : Edi Prekendes