BERITAWAJO.ID, MANIANGPAJO – Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu tempat yang disediakan oleh instansi Pendidikan untuk mahasiswa dalam mengabdi dan belajar secara langsung dalam masyarakat sebagai mana perannya sebagai mahasiswa yaitu agen of change atau agen pembawa perubahan dalam masyarakat.
Tentulah yang dilakukan oleh KKN-T 55 Universitas Bosowa Makassar yang di tempatkan di Kabupaten Wajo Desa Abbanuange melalui beberapa program kerja utama dan program tambahannya untuk mendukung potensi agrokompleks di Desa Abbanuange.
Salah satu potensi Desa Abbanuange adalah jambu mete atau jambu monyet, meskipun demikian pemanfaatan buah jambu monyet masih kurang maksimal pada Desa Abbanuange karena yang dimanfaatkan hanyalah biji buah jambu mete saja sedangkan buah semu jambu mente menjadi limbah yang terbuang sia sia atau hanya menjadi limbah pertanian ini karena rasanya yang sepat dan gatal akibat kandungan senyawa fenolat yaitu tannin.
Tanpa di sadari buah semu pada jambu mente memiliki potensi pada industri makanan jika diolah dengan cara yang tepat.
Jambu mete dapat diolah menjadi beberapa produk yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi seperti abon, berdasarkan hasil observasi tersebut mahasiswa KKN-Unibos melakukan inovasi dalam memaksimalkan pemanfaatan buah semu jambu mete dengan mengolahnya menjadi abon sehingga secara tidak langsung dengan inovasi ini ,mampu mengatasi masalah lingkungan oleh limbah pertanian dan mendukung perekonomian warga khususnya ibu-ibu melalui pemberdayaan ini.
Tahapan pembuatan abon dari buah semu jambu mete yaitu siapkan buah jambu mente, lalu pisahkan buah dan bijinya, kemudian potong-potong dan rendam dalam air garam selama 4 jam untuk mengurangi rasa sepat pada daging buah jambu mete kemudian suir daging buah jambu mete. Setelah itu, siapkan bumbu-bumbu yang dibutuhkan terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabe rawit secukupnya, cabe besar, jahe, lengkuas, serai, lada bubuk, ketumbar bubuk, kunyit bubuk, daun jeruk, santan, gula merah , garam yang dihaluskan lalu tumis hingga kering dan siap dikemas dan dipasarkan.
Selain itu abon jambu mete juga dapat dikreasikan dengan menambahkan varian rasa seperti manis, pedas, dan orisinal ini disesuaikan dengan selera pembeli.
Selain dari sektor pertanian masyarakat desa Abbanuange bermata pencaharian sebagai peternak unggas , berbicara mengenai peternakan unggas, mesin tetas merupakan satu dari banyak hal yang tentunya sangat diperlukan oleh peternak unggas, dikarenakan mesin tetas mampu mempercepat laju produksi dari ternak unggas, namun yang menjadi permasalahan adalah harga mesin tetas yang cukup tinggi bagi peternak unggas rumahan.
Dengan membuat sendiri mesin tetas manual dapat membantu dalam menghemat waktu serta biaya dalam mendapatkan hasil yang maksimal.
Mesin tetas bekerja untuk menggantikan indukan dalam mengerami telur selama 3 minggu dan penetasan menggunakan mesin tetas ini dinilai lebih efektif dikarenakan mesin tetas tidak tergantung oleh cuaca atau iklim yang ada di desa abbanuangnge. Berdasarkan pernyataan tersebut mahasiswa KKN-T 55 Unibos melakukan kegiatan workshop pembuatan serta pengoperasian mesin tetas manual di Desa Abbanuange sehingga mampu meningkatkan serta memaksimalkan sektor peternakan yang ada di Desa Abbanueange.
Dalam membuat mesin tetas peralatan yang diperlukan meliputi peralatan pertukangan seperti gergaji kayu,palu,pahat dan peralatan kelistrikan. Sedangkan bahan dan desain yang dibutuhkan untuk membuat mesin penetas telur dengan sumber panas dari Listrik (Lampu) meliputi: ukuran mesin tetas yaitu tinggi 29 cm dan lebar 35 cm (Ukuran lampu ke rank 20 cm dan ukuran dari rak ke tempat air 9cm), Rak telur di desain mengikuti bentuk ruang mesin dan terbuat dari kayu berbentuk persegi dan di lapisi rank kawat, lampu yang digunakan dalam pengoperasian mesin tetas adalah lampu merek ciyoda(25 watt), dinding mesin tetas dil. (A)
Editor : Edi Prekendes