.jpg)
BERITAWAJO.ID. Pemilihan umum sering kali disebut sebagai pesta demokrasi dimana dalam 5 Tahun sekali rakyat menggunakan kedaulatannya untuk memilih wakil-wakil mereka di Parlemen serta Presiden dan wakil Presiden untuk 5 Tahun ke depan.
Perhelatan pesta demokrasi saat ini seolah menjadi ajang spektakuler dimana suara-suara rakyat berkumpul untuk menentukan arah dan tujuan bangsa ini. Oleh karena itu sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa dan civitas akademika turut angkat suara, menyuarakan kepentingan dan permasalahan pemilu dengan Tujuan pelaksanaan pemilu tersebut tidak melenceng dari amanat reformasi.
Salah satu yang turut bersuara terkait hal tersebut adalah Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Puangrimaggalatun, Beliau mengatakan bahwa ” Keriuhan ajang pemilu saat ini harusnya menjadi ajang pemersatu bangsa bukan sebagai panggung perpecahan, sekalipun kita memiliki pilihan yang beragam tapi sebagai bangsa tentunya masing-masing kota membawa harapan dan aspirasi masing-masing dalam memilih siapa yang terbaik memimpin dan menjalankan roda pemerintahan di negara ini untuk 5 Tahun ke depan.
Setiap hak suara yang dilimpahkan pada tanggal 14 Februari nanti secara langsung menyematkan benang-benang yang mengikat satu sama lain membentuk rajutan kain kebhinekaan” Oleh karena itu, untuk mencegah perpecahan antara sesama anak bangsa, dibutuhkan sebuah kesadaran seluruh rakyat terutama kaum mudanya untuk mengawal pesta demokrasi ini agar tidak ada lagi oknum-oknum yang sengaja merusak tatanan demokrasi dan reformasi yang telah bangsa ini pertahankan selama kurang lebih 26 Tahun.
Penulis : Muhammad Sardil Arsyad
Editor : Edi Prekendes
