BERITAWAJO.ID, SENGKANG
PETAHANA - PAMMASE BERLANJUT
Tidaklah dikatakan PETAHANA jika ia tidak mampu bertahan.
Dalam banyak kontestasi yang melibatkan petahana, jarang yang kalah dalam kontestasi pilkada. Bagaimana pun, ia telah dikenal oleh masyarakat di daerahnya, telah lima tahun berbuat untuk masyarakat. Lima tahun menjadi kepala daerah petahana, pasti ada masyarakat yang dibantu, fasilitas publik yang dibangun.
Inilah keuntungan elektoral yang dimiliki petahana.
Program dan kebijakan yang telah dilakukan selama lima tahun itu akan dengan mudah diorkestrasi untuk pemenangan pada pilkada 2024 ini.
Pada titik inilah petahana akan *sulit dikalahkan* oleh calon yang baru akan mencoba maju dalam perhelatan Pilkada yang kali ini dihelat secara nasional.
CALON BARU - AR RAHMAN PRO PERUBAHAN
Calon yang baru maju tentu belum memiliki fasilitas dan keuntungan elektoral yang setara dengan petahana. Salah satu modal politik yang diandalkan calon yang baru maju adalah kemampuan merangkul partai2 dan pengalaman di bidang lain yang belum tentu bisa dikonversi menjadi modal elektoral untuk memenangkan pertarungan.
Boleh dikatakan, ia berangkat dan mulai dari nol politik . Agar ia menang harus memiliki kekuatan dua kali lipat dari calon petahana. Ini memang tidak mudah. Bukan pula kerja tiga bulan enam bulan agar bisa setara dengan calon petahana.
Meski tidak mudah, *bukan berarti* petahana tidak bisa dikalahkan.
Faktor jaringan, dukungan Partai dan gizi politik sangat menentukan termasuk munculnya ketidak-puasan dan ingin adanya perubahan dari masyarakat itu sendiri.
Calon Baru tak akan berani maju sebagai Penantang jika sekiranya tidak memiliki kelebihan dan kemampuan.
Peluang-Peluang kemenangan nya telah diperhitungkan dengan cermat dan matang sehingga patut diperhitungkan.(@)
Editor : Edi Prekendes