BERITAWAJO.ID, SABBANGPARU - Sebagian besar masyarakat belum mengetahui pahit, manis kehidupan Nelayan Danau Tempe.
Keluh, kesa, serta harapan Nelayan akan kami rangkul dalam perjalanan kami menelusuri pesisir Danau Tempe.
Untuk sampai di perkampungan Nelayan di Danau Tempe, menggunakan perahu mesin, perjalanan kurang lebih 15 menit dari Sungai Salotenga Desa Pallimai Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo.
Keindahan panorama alam menginringi perjalanan kami. Kicauan burung terbesik indah, membuat perjalanan terasa berkesan dalam kalbu.
Sungguh sempurna ciptaan sang maha kuasa, saat kita tiba di perkampungan Nelayan Danau Tempe.
Rumah terapung berjejer layaknya kehidupan di darat. Di kampung Nelayan ini, banyak kita jumpai aktivitas masyarakat.
Kehidupan jauh dari hiruk pikuk keramain kota, tenangkan suasana hati bagi pengunjung.
Masyarakat kampung Nelayan Danau Tempe dikenal ramah saat menyambut tamu serta wisatawan asing.
Sambutan hangat warga nelayan, saat perahu ditumpangi sandar, di salah satu rumah milik Sukardi warga nelayan danau Tempe.
Kehidupan masyarakat nelayan danau Tempe terlihat mata mereka bahagia tetapi, dibalik senyum dan wajah polos warga setempat, banyak menyimpan harapan bagi Pemerintah Kabupaten, Wajo, Soppeng, dan Sidrap.
Dari hasil wawancara Eksklusif Berita Wajo dengan Alang salah satu nelayan tinggal di danau Tempe. Kita dapat rampungkan, betapa mereka butuh perhatian serius Pemerintah Daerah.
Masyarakat setempat butuh lampu penerang, semisal Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PJUTS), penaburan bibit ikan, dan pemusnaan ikan Sapu-sapu.
Menurut Alang, pernah terbesik akan ada bantuan berupa tenaga surya namun tak kunjung terealisasi hingga penghujung bulan Desember 2024 sekarang ini.
"Pernah dulu ada katanya bantuan mau masuk, kurang tahu juga itu kapan, tapi ngak kunjung datang sampai sekarang ini" katanya.
Dari dua puluh rumah terapung di kawasan kampung nelayan Danau Tempe, sebagian kecil miliki penerang tenaga surya dengan beli sendiri.
Masyarakat berharap, ada bantuan dari pihak manapun, baik dari bantuan Pemerintah Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, pihak Swasta, serta donatur yang peduli kehidupan masyarakat kecil.
"Jadi ada yang punya, ada tidak, yang ada penerangnya beli sendiri. Dan, kita butuh ada bantuan dari pihak manapun" harap Alang.
Dengan nada rendah, Alang salah satu warga Kabupaten Soppeng, bekerja dengan sanaak keluarga turut meminta pemerintah programkan pemusnaan ikan Sapu-sapu.
"Ke depannya, kalau bisa itu ikan sapu-sapu di program untuk dimusnakan karena cukup meresahkan nelayan" imbuhnya.
Terkait ikan Sapu-sapu, banyak opsi dapat diterapkan pihak pemerintah. Ikan Sapu-sapu bila dikelolah dengan baik dan benar, dapat dijadikan pakan ternak bernilai jual tinggi.(Red)
Editor : Edi Prekendes