-->

Iklan

PT. PLN NP UP Sengkang Gelar Apel Kesiapsiagaan Dalam Rangka Pembukaan Peringatan Bulan K3 Nadional

BERWA
Kamis, 16 Januari 2025, 2:35 PM WIB Last Updated 2025-01-20T15:25:39Z



BERITAWAJO.ID, PAMMANA - PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Sengkang menggelar Apel kesiapsiagaan dalam rangka pembukaan Peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional PLN Nusantara Power Tahun 2025 di Lapangan Upacara PLN Nusantara Power UP Sengkang, pada Rabu 15 Januari 2025. 


Peringatan Bulan K3 Nasional tahun ini mengusung tema “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas.” Sejalan dengan Tema Bulan K3 Nasional Tahun 2025, dalam peringatan Bulan K3 tahun ini PLN Nusantara Power  mengusung tema “Menjaga operasional pembangkit yang aman, efisien dan produktif melalui kepatuhan terhadap SMK3 dan Safety culture berbasis safety leadership”. Hal ini merupakan komitmen PT PLN Nusantara Power untuk memproduksi energi listrik yang aman, efisien serta tetap patuh terhadap norma-norma K3.


Kegiatan Apel ini dihadiri oleh jajaran manajemen, karyawan, serta tenaga Alih daya dalam lingkungan  PT PLN NP UP Sengkang.



Pada kegiatan Apel ini, Sutriyono selaku Manajer unit PT PLN NP UP Sengkang yang bertindak sebagai Pembina apel membacakan sambutan dari Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.


Point penting dari sambutan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia adalah penekanan bahwa Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bukanlah sekadar kewajiban formal yang harus dipatuhi. K3 adalah pilar utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan manusiawi. K3 tidak hanya berkaitan dengan upaya mencegah kecelakaan kerja, tetapi juga merupakan investasi strategis untuk menekan kerugian usaha, meningkatkan kualitas hidup, serta memperkuat daya saing dan produktivitas.


Melalui budaya K3 yang unggul, maka angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan dapat ditekan, yang pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas kerja.



Perlu dicatat, industri ke depan akan menghadapi risiko baru akibat perubahan demografi pekerja, perkembangan teknologi, dan tuntutan global. Pemanfaatan teknologi canggih dalam produksi akan berdampak pada pola kerja yang baru bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Risiko baru akan muncul ketika industri semakin banyak menggunakan bahan buatan kimia atau ketika penggunaan energi primer alternatif seperti LNG dan hidrogen, dll. Kegagalan dalam memitigasi risiko-risiko ini bisa berdampak sangat signifikan, seperti meningkatnya biaya kesehatan, penurunan kualitas hidup tenaga kerja, serta kerugian produksi. 


Salah satu langkah strategis yang harus dilakukan adalah penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi. Saat ini penerapan SMK3 banyak yang cenderung bersifat administratif, tidak mendorong pembentukan budaya K3. Terdapat tiga budaya K3 yang harus dikembangkan oleh setiap institusi/perusahaan: budaya pemimpin yang tidak mudah menyalahkan pekerja (just culture), budaya pelaporan insiden K3 (reporting culture), budaya perbaikan sistem kerja secara terus-menerus (learning & improving culture).


Hasil pembentukan budaya K3 tergambar dari munculnya kepedulian pekerja terhadap K3, partisipasi aktif pekerja, dan semakin andalnya sistem produksi (resilience). Setiap institusi/perusahaan harus membangun jalan untuk meningkatkan maturitas budaya K3.


Diakhir sambutan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia tersebut, ditekankan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan koordinasi, sinergi dan kolaborasi dalam upaya memperkuat kemandirian berbudaya K3.(Red)


Editor     :  Edi Prekendes 



Komentar

Tampilkan

  • PT. PLN NP UP Sengkang Gelar Apel Kesiapsiagaan Dalam Rangka Pembukaan Peringatan Bulan K3 Nadional
  • 0

Terkini

Topik Populer