BERITAWAJO.ID, BELAWA -- Viral Sekolah Mirip Sekolah Laskar Pelangi yaitu SDN 408 Ongkoe yang terletak di Jalan Birue Dusun Karame, Desa Ongkoe Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo sungguh memprihatinkan.
Sekolah yang berada diantara perbatasan Kabupaten Wajo dan Kelurahan Mojong Kecamatan Watang Kabupaten Sidenreng Rapang (Sidrap) ini, jauh dari standar kelayakan untuk di tempati sebagai tempat proses belajar mengajar.
Betapa tidak, tiga ruang kelas yang dimiliki sekolah ini semuanya berlantai tanah. Belum lagi dindingnya hanya terbuat dari papan yang sudah lapuk.
Selain ruang kelas belajar memprihatinkan, namun disampingnya ada satu gedung permanen yaitu ruang Kantor Guru SDN 408 Ongkoe. Sekolah ini pun menjadi viral setelah video ruang belajar murid, beredar di media sosial dan natizen menyebutnya mirip kandang ternak.
Mendengar kondisi ini, Plt Dinas Pendidikan Kabupaten Wajo H. Alamsyah bersama Anggota Komisi VI DPRD Wajo, Apriliani Nurdin maupun Korwil Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Belawa langsung menyambangi sekolah ini, Sabtu (19/4/2025).
Dari kunjungan itu, akhirnya terungkap jika ruang kelas yang ditempati 25 siswa belajar itu merupakan kelas jauh. Adapun sekolah induk bangunannya telah permanen.
"Ini sebenarnya kelas jauh. Ada sekolah induk dan bangunannya cukup bagus sudah permanen. Tapi lokasinya cukup jauh, lebih satu 1 Kilo dari sini, dan kondisi jalannya juga tidak memungkinkan sehingga orang tua khawatirkan anaknya." ungkap Kepala Sekolah SDN 408 Ongkoe, Herman.
Karena lokasinya yang cukup jauh itulah, lanjut Herman, guru dan orang tua murid akhirnya berinisiatif membangun kelas jauh di tempat tersebut karena akses siswa lebih dekat.
Apalagi selain anak-anak dari kampung Ongkoe ada juga anak dari daerah perbatasan (Sidrap) mendaftarkan di sekolah tersebut.
Senada, Plt Kadis Pendidikan Wajo, H. Alamsyah membenarkan jika kondisi SDN 408 Ongkoe yang berbeda di medsos memang sangat memprihatinkan. Namun setelah mengecek fakta di lapangan sekolah yang viral itu merupakan kelas jauh.
"Jadi ini yang perlu diklarifikasi, video yang beredar itu adalah kelas jauh. Sekolah ini memiliki sekolah induk kondisinya sudah permanen. Namun karena daya serap muridnya lebih besar dibanding sekolah induk dan jarak sekolah induk yang jauh, sehingga kepala Sekolah berinisiatif membuat kelas jauh, meski kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, kata Alamsyah.
Sementara untuk membangun ruang kelas baru dengan menggunakan Dana DAU dan DAK kondisi sekolah tidak memungkinkan karena hanya memiliki 25 peserta didik dari kelas 1 sampai kelas 6.
"Sementara kalau kita memakai data dapodik sebagai data induk pendidikan syarat utamanya tidak falid. Minimal harus 60 peserta didik baru bisa mendapatkan dana DAU dak DAK untuk merehabilitasi sekolah ini," jelasnya.
Namun begitu, sebagai solusi ke depan Disdik Wajo bersama anggota DPRD Wajo akan mengusulkan pembangunan ruang kelas dengan mengunakan dana APBD.
"Tapi tentu salah satu syarat utama untuk membangun kelas baru, status tanah wakafnya harus jelas dan tertulis. Dan ini nanti yang akan kita komunikasikan dengan pihak sekolah, dengam pemerintah Desa serta pemegang aset daerah di Disdik Wajo," tegasnya.
Sementara, Anggota Komisi VI DPRD Wajo, Apriliani Nurdin berharap, SDN 408 Ongkoe mendapat perhatian khusus dari pemerintah agar segera dapat medapat bantuan pembangunan.
"Tapi mengingat ini kelas jauh, dan sekolah induk susah dijangkau, harapan kami disini dilakukan pembangunan sekolah secara permanen dengan catatan status tanahnya dilengkapi dahulu surat wakafnya agar setelah di bangun tidak adalagi yang mengklaimnya," ungkapnya.(Red)
Editor : Edi Prekendes